Penyebab Perang Bubat Sebagai Bagian dari Sejarah Kerajaan Sheila Harmony, June 26, 2024 Memahami penyebab Perang Bubat bisa jadi salah satu cara mengingat peristiwa bersejarah di nusantara. Peristiwa ini sendiri terjadi dengan melibatkan dua kerajaan yaitu Majapahit dan Sunda. Untuk tempatnya sendiri yaitu di alun-alun Bubat, tempatnya kawasan utara Trowulan. Waktu terjadinya sendiri yaitu sekitar 1357 Masehi atau 1279 Saka. Banyak literasi yang telah menyinggung soal terjadinya perang ini. Meski terjadi pada sekitar abad ke-14, namun perang baru diketahui sekitar abad ke-16. Latar Belakang Penyebab Perang Bubat yang Perlu Diketahui Latar belakang penyebab terjadinya perang bermula ketika Kerajaan Sunda mengantarkan putri raja bernama Dyah Pitaloka Citraresmi untuk menikah dengan raja Majapahit saat itu. Raja Majapahit yang akan menikah dengan putri Dyah Pitaloka adalah Hayam Wuruk. Sementara itu, patih dari Majapahit yaitu Gajah Mada memiliki pandangan lain. Gajah Mada melihat kondisi tersebut sebagai saat yang tepat dalam menaklukan Sunda. Penyebab utamanya serta yang melatarbelakangi terjadinya perang adalah Sumpah Amukti Palapa. Sumpah tersebut berisi mengenai keinginan Gajah Mada untuk menaklukan wilayah Nusantara agar berada di bawah naungan kerajaan Majapahit. Sementara rombongan Kerajaan Sunda yang membawa Putri Dyah Pitaloka berada di Pesanggrahan Bubat. Bubat sendiri terletak tidak jauh dari Trowulan sebagai pusat dari Kerajaan Majapahit. Penyebab Perang Bubat adalah rencana pernikahan Raja Hayam Wuruk dan Putri Dyah Pitaloka yang tidak berjalan mulus karena adanya ambisi dari Mahapatih Gajah Mada. Rencana pernikahan tersebut akhirnya gagal karena timbulnya niat dari sang Mahapatih untuk memenuhi Sumpah Palapa. Sumpah tersebut yaitu mengenai menaklukan berbagai kerajaan yang ada di Nusantara, termasuk di dalamnya yaitu Kerajaan Sunda. Pada zaman tersebut, Majapahit sudah berhasil dalam menaklukan banyak kerajaan. Namun sayangnya belum berhasil dari menaklukan Kerajaan Sunda. Oleh karena itu timbul niat dari Gajah Mada untuk menaklukan Sunda menggunakan perjanjian pernikahan tersebut. Sang Mahapatih sendiri beralasan jika kedatangan dari Maharaja Lingga Buana di Majapahit sebagai bagian bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda. Bahkan sang Mahapatih mendesak untuk raja menyetujui keputusan tersebut. Hal inilah yang kemudian jadi latar belakang penyebab Perang Bubat. Di mana peristiwa tersebut ada dalam berbagai tulisan, meski hanya sepotong informasi. Muncul Terjadinya Perang Bubat Perang terjadi bermula dari keinginan raja Majapahit yaitu Hayam Wuruk untuk menikahi putri Kerajaan Sunda. Awalnya merupakan murni rencana pernikahan. Namun Gajah Mada melihatnya sebagai kesempatan untuk melakukan penaklukan. Untuk mengirim lamaran, Hayam Wuruk mengirim patih sebagai pinangan putri pada Maharaja Lingga Buana. Waktu itu, Hyang Bunisora Surapati sudah merasa keberatan dengan pinangan tersebut. Pasalnya, upacara pernikahan seharusnya pihak laki-laki yang datang bukan sebaliknya. Sementara itu, penyebab Perang Bubat adalah karena Maharaja Lingga Buana yang merasa perlu mengikat persaudaraan dengan Majapahit. Dalam rangka memenuhi undangan, Maharaja Lingga Buana datang bersama rombongan. Oleh Kerajaan Majapahit, rombongan tersebut diletakkan di kawasan Pesanggrahan Bubat. Di saat itu, niat dari Maharaja Lingga Buana mengetahui niat dari Gajah Mada. Hal tersebut akhirnya menimbulkan perselisihan di antara kedua kerajaan. Para utusan Sunda berupaya mengingatkan kembali mengenai tujuan awal kedatangan ke Majapahit sebagai menerima pinangan pernikahan putri dan raja. Namun sayangnya, sang Mahapatih terus bersikeras dengan menganggap kedatangan utusan kerajaan sebagai pengakuan akan penaklukan. Puncak dari semua perselisihan tersebut adalah terjadinya perang yang tidak bisa lagi terhindarkan. Penyebab Perang Bubat adalah ketika Mahapatih Gajah Mada kemudian mengirimkan pasukannya ke tempat para utusan berada. Itu sebabnya nama perang ini adalah Perang Bubat. Pesanggrahan Bubat jadi lokasi terjadinya perang setelah Gajah Mada mengirimkan pasukan. Sang Mahapatih juga terus memberikan ancaman pada para utusan untuk mengakui penaklukan Majapahit atas Kerajaan Sunda. Kekuatan antara kedua kerajaan tidak imbang sehingga membuat Maharaja Lingga Buana mengalami kekalahan. Sementara, dari sisi Gajah Mada mengalami kemenangan karena Kerajaan Sunda tidak membawa banyak pengawal. Akhir dari Perang Bubat Rombongan Kerajaan Sunda mengalami pengepungan di tengah alun-alun Bubat. Terdapat beberapa sumber yang menyebutkan jika rombongan Sunda berhasil menyerang balik serta mempertahankan alun-alun. Namun peperangan tersebut membuat pasukan mengalami kelelahan sehingga satu per satu tumbang. Maharaja Lingga Buana juga akhirnya meninggal dalam peperangan. Para tragedi tersebut banyak utusan dari golongan bangsawan tewas. Karena tragedi tersebut putri Dyah Pitaloka bersama dengan para wanita yang tersisa memutuskan untuk mengakhiri hidup. Pinangan pernikahan sebagai peristiwa awal penyebab Perang Bubat membawa putri Dyah Pitaloka pada kematian. Hal tersebut mereka lakukan untuk menjaga martabat kerajaan serta kehormatan. Ini sekaligus menjadi suatu ritual yang menunjukkan upaya untuk menjaga harga diri serta kehormatan para wanita. Dibanding harus mendapatkan penghinaan dari kekalahan melalui penaklukan. Perang ini jadi salah satu peristiwa bersejarah yang melibatkan antara dua kerajaan besar pada masa itu. Hal ini sekaligus menjadi peristiwa penting sebagai bagian dari sejarah Nusantara. Meski sudah terjadi bahkan ribuan tahun lalu, namun perang ini jadi salah peristiwa yang masih cukup banyak orang ketahui hingga sekarang. Selain mengetahui terjadinya peristiwa ini, penting juga untuk tahu penyebab Perang Bubat sebagai bagian dari sejarah. Sejarah